Tentang Awan
Pembentukan Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan.
Apabila awan telah terbentuk, 
titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan 
menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke 
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus 
jatuh ke bawah dan turunlah hujan
Jika titik-titik air tersebut bertemu 
udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah 
yang menyebabkan awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung
 di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang 
menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Ada beberapa bentuk awan, yaitu :
Awan tinggi
Awan tinggi
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 
25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki
 (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 
kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis
Awan tengah
Awan Tengah cenderung terbentuk pada 
6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 
13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m),
 tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi 
dasar awan. Nimbostratus awan kadang-kadang disertakan dengan awan 
menengah. [2] The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan 
Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam 
rentang ketinggian rendah selama hujan.
Awan rendah
Ini ditemukan dari dekat permukaan 
hingga 6.500 kaki (2.000 m) dan termasuk Stratus genus. Ketika awan 
Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua
 bentuk kabut dari Stratus
Awan rendah tengah
Awan ini dapat didasarkan manapun dari 
permukaan dekat sekitar 10.000 kaki (3.000 m). Cumulus biasanya bentuk 
pada rentang ketinggian rendah tapi dasar akan naik ke bagian bawah 
kisaran menengah saat kondisi kelembaban relatif sangat rendah. 
Nimbostratus biasanya bentuk dari altostratus di tengah rentang 
ketinggian tapi dasar mungkin mereda ke kisaran rendah selama 
precipitaion. Kedua jenis awan dapat mencapai ketebalan yang signifikan 
dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai awan vertikal (Keluarga D), 
terutama di Eropa. Namun, cumulus biasa, menurut definisi, tidak sesuai 
dengan tingkat vertikal yang menjulang cumulus (kumulus congestus) atau 
paling cumulonimbus . Nimbostratus Sangat tebal dapat perkiraan cumulus 
menjulang, tetapi jatuh juga pendek tingkat vertikal awan cumulonimbus 
berkembang dengan baik
Jenis jenis awan
-Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal
-Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata
-Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan
Awan-awan itu memiliki berbagai macam 
bentuk khas dan sifatnya sendiri-sendiri. Dalam golongan awan rendah ada
 yang bernama Comulonimbus yang diberi kode Internasional penerbangan 
Cb. Sifatnya adalah berada di ketinggian rendah, gumpalan sangat besar, 
dan umumnya berwarna gelap. Cb sangat berbahaya karena mengandung arus 
listrik dan disertai golakan udara yang dahsyat. Para pilot sangat 
menghindari karena fatal akibatnya bila pesawat terbang masuk ke dalam 
awan Cb. Selain itu dalam golongan awan rendah ada yang bernama Cumulus 
(Cu), Stratus (St), dan Stratocumulus (Sc). Cu umumnya terlihat sebagai 
tumpukan kapuk di angkasa. Jumlahnya tidak tetap, kadang tebal, tapi 
lebih sering kecil dan tipis. Sedang St letaknya lebih tinggi dari Cu 
warnanya agak kecoklatan dan cenderung tipis. Sc yang paling tinggi 
berbentuk ombak dan kadang dalam bentuk kecil-kecil. Ada tiga jenis yang
 termasuk awan medium yaitu Nimbostratus (Ns), Altostratus (As), dan 
Altocumulus (Ac). Ns adalah awan tebal dengan warna gelap dan seringkali
 mengandung air hujan atau salju. Diatasnya adalah awan As yang 
berbentuk tidak stabil, kadang tebal gelap, kadang tipis cerah. 
Sementara Ac berwarna kecoklatan dan cenderung tipis karena kecendrungan
 awan, makin tinggi maka makin tipis.Tiga jenis awan tinggi, yaitu 
Cirrostratus(Cs), Cirrocumulus (Cc), dan awan paling tinggi dari semua 
awan yaitu awan Cirrus (Cs). Berbentuk tipis, putih, dan mengandung 
partikel es. Partikel inilah yang menyebabkan efek optik bila terkena 
sinar matahari.
Bentuk Awan
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus). Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendahBdhsebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegununganJaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus). Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendahBdhsebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegununganJaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.
1. Awan Cirrue adalah awan putih 
terpisah-pisah seperti benanghalus atau pecah-pecah atau jalur-jalur 
sempit atau matapancing atau bulu ayam atau serabut yang berwarna putih 
keperak-perakan.
2. Awan Cirro Cumulus adalah awan tipis 
putih terpisah-pisah seperti biji-bijian, sisik ikan, bulu domba yang 
tipis yang berwarna putih bersih.
3. Awan Cirro Stratus adalah awan yang 
transparan dengan puncak seperti serabut halus menutupi sebagian atau 
seluruhnya dari langit dengan warna keputih-putihan. Awan ini umumnya 
menimbulkan phenomena lingkaran putih di sekeliling bulan atau matahari.
4. Awan Alto Cumulus adalah awan yang 
seperti bulu domba atau sisik ikan tetapi agak melebar 10 s/d 50 dengan 
warna putih bersih atau abu-abu atau campuran dari dua-duanya.
5. Awan Alto Stratus adalah awan yang 
seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna 
abu-abu atau kebiru-biruan. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan 
merata.
6. Awan Nimbo Stratus adalah awan yang 
seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan yang tebal, dengan warna 
abu-abu dan gelap. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan lebat, 
matahari akan tertutup oleh jenis awan ini.
7. Awan Stratus adalah awan yang 
berlapis-lapis tipis dengan warna abu-abu dengan dasar hampir serba 
sama, dapat menimbulkan hujan es.
8. Awan Strato Cumulus adalah awan yang 
berlapis-lapisa tebal agak gelap, berwarna abu-abu atau putih atau 
campuran dari kedua-duanya, mempunyai lebar lebih dari 50.
9. Awan Cumulus adalah awan yang 
terpisah-pisah umumnya padat dengan batas yang jelas, berbentuk seperti 
bukit-bukit, menari-menari dan bagian atasnya berbentuk seperti bunga 
kol.
10. Awan Cumulus Nimbus adalah awan yang
 besar, padat dan meluas puncaknya menyerupai gunung atau menara yang 
besar atau seperti cengger ayam dengan warna gelap.
 Awan cumulonimbus adalah massa udara yang tidak stabil hangat dengan pembentukannya di sepanjang garis depan berbaring di dekat lautan. Udara hangat biasanya naik di atas udara dingin dimana udara panas mengurangi dan bentuk menjadi uap air sehingga mengambil bentuk tetesan air. Karena kondensasi udara sekitar dipanaskan yang melepaskan panas, sehingga meningkatkan tingkat massa udara. Ini adalah gravitasi yang membawa serta tetesan air yang turun sebagai hujan lebat atau hujan ringan. Cumulonimbus awan biasanya disertai dengan guntur berat dan petir. Awan ini memiliki arus konveksi kejam dan membawa angin tak terduga yang terlalu dalam bidang vertikal. Pembentukan awan cumulonimbus bisa berbahaya bagi selebaran pesawat.
Awan cumulonimbus adalah massa udara yang tidak stabil hangat dengan pembentukannya di sepanjang garis depan berbaring di dekat lautan. Udara hangat biasanya naik di atas udara dingin dimana udara panas mengurangi dan bentuk menjadi uap air sehingga mengambil bentuk tetesan air. Karena kondensasi udara sekitar dipanaskan yang melepaskan panas, sehingga meningkatkan tingkat massa udara. Ini adalah gravitasi yang membawa serta tetesan air yang turun sebagai hujan lebat atau hujan ringan. Cumulonimbus awan biasanya disertai dengan guntur berat dan petir. Awan ini memiliki arus konveksi kejam dan membawa angin tak terduga yang terlalu dalam bidang vertikal. Pembentukan awan cumulonimbus bisa berbahaya bagi selebaran pesawat.







 
Siiph.. Mksih atas info materinya,,
BalasHapusInsya Alloh bermanfaat u/ kita semua :D
"Amin"
Amiin !
BalasHapusterimah kasih telah mengunjungi Blog saya !
:)