Minggu, 30 September 2012

Macam Macam Awan

Tentang Awan

Pembentukan Awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Ada beberapa bentuk awan, yaitu :
Awan tinggi
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis
Awan tengah
Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan. Nimbostratus awan kadang-kadang disertakan dengan awan menengah. [2] The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan.
Awan rendah
Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) dan termasuk Stratus genus. Ketika awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua bentuk kabut dari Stratus
Awan rendah tengah
Awan ini dapat didasarkan manapun dari permukaan dekat sekitar 10.000 kaki (3.000 m). Cumulus biasanya bentuk pada rentang ketinggian rendah tapi dasar akan naik ke bagian bawah kisaran menengah saat kondisi kelembaban relatif sangat rendah. Nimbostratus biasanya bentuk dari altostratus di tengah rentang ketinggian tapi dasar mungkin mereda ke kisaran rendah selama precipitaion. Kedua jenis awan dapat mencapai ketebalan yang signifikan dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai awan vertikal (Keluarga D), terutama di Eropa. Namun, cumulus biasa, menurut definisi, tidak sesuai dengan tingkat vertikal yang menjulang cumulus (kumulus congestus) atau paling cumulonimbus . Nimbostratus Sangat tebal dapat perkiraan cumulus menjulang, tetapi jatuh juga pendek tingkat vertikal awan cumulonimbus berkembang dengan baik
Jenis jenis awan
-Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal
-Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata
-Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan
Awan-awan itu memiliki berbagai macam bentuk khas dan sifatnya sendiri-sendiri. Dalam golongan awan rendah ada yang bernama Comulonimbus yang diberi kode Internasional penerbangan Cb. Sifatnya adalah berada di ketinggian rendah, gumpalan sangat besar, dan umumnya berwarna gelap. Cb sangat berbahaya karena mengandung arus listrik dan disertai golakan udara yang dahsyat. Para pilot sangat menghindari karena fatal akibatnya bila pesawat terbang masuk ke dalam awan Cb. Selain itu dalam golongan awan rendah ada yang bernama Cumulus (Cu), Stratus (St), dan Stratocumulus (Sc). Cu umumnya terlihat sebagai tumpukan kapuk di angkasa. Jumlahnya tidak tetap, kadang tebal, tapi lebih sering kecil dan tipis. Sedang St letaknya lebih tinggi dari Cu warnanya agak kecoklatan dan cenderung tipis. Sc yang paling tinggi berbentuk ombak dan kadang dalam bentuk kecil-kecil. Ada tiga jenis yang termasuk awan medium yaitu Nimbostratus (Ns), Altostratus (As), dan Altocumulus (Ac). Ns adalah awan tebal dengan warna gelap dan seringkali mengandung air hujan atau salju. Diatasnya adalah awan As yang berbentuk tidak stabil, kadang tebal gelap, kadang tipis cerah. Sementara Ac berwarna kecoklatan dan cenderung tipis karena kecendrungan awan, makin tinggi maka makin tipis.Tiga jenis awan tinggi, yaitu Cirrostratus(Cs), Cirrocumulus (Cc), dan awan paling tinggi dari semua awan yaitu awan Cirrus (Cs). Berbentuk tipis, putih, dan mengandung partikel es. Partikel inilah yang menyebabkan efek optik bila terkena sinar matahari.
Bentuk Awan
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus). Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendahBdhsebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegununganJaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.
1. Awan Cirrue adalah awan putih terpisah-pisah seperti benanghalus atau pecah-pecah atau jalur-jalur sempit atau matapancing atau bulu ayam atau serabut yang berwarna putih keperak-perakan.
2. Awan Cirro Cumulus adalah awan tipis putih terpisah-pisah seperti biji-bijian, sisik ikan, bulu domba yang tipis yang berwarna putih bersih.
cirro cumulus
3. Awan Cirro Stratus adalah awan yang transparan dengan puncak seperti serabut halus menutupi sebagian atau seluruhnya dari langit dengan warna keputih-putihan. Awan ini umumnya menimbulkan phenomena lingkaran putih di sekeliling bulan atau matahari.
4. Awan Alto Cumulus adalah awan yang seperti bulu domba atau sisik ikan tetapi agak melebar 10 s/d 50 dengan warna putih bersih atau abu-abu atau campuran dari dua-duanya.
alto cumulus
5. Awan Alto Stratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abu-abu atau kebiru-biruan. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan merata.
alto stratus
6. Awan Nimbo Stratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan yang tebal, dengan warna abu-abu dan gelap. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan lebat, matahari akan tertutup oleh jenis awan ini.
nimbo stratus
7. Awan Stratus adalah awan yang berlapis-lapis tipis dengan warna abu-abu dengan dasar hampir serba sama, dapat menimbulkan hujan es.
stratus
8. Awan Strato Cumulus adalah awan yang berlapis-lapisa tebal agak gelap, berwarna abu-abu atau putih atau campuran dari kedua-duanya, mempunyai lebar lebih dari 50.
9. Awan Cumulus adalah awan yang terpisah-pisah umumnya padat dengan batas yang jelas, berbentuk seperti bukit-bukit, menari-menari dan bagian atasnya berbentuk seperti bunga kol.
cumulus
10. Awan Cumulus Nimbus adalah awan yang besar, padat dan meluas puncaknya menyerupai gunung atau menara yang besar atau seperti cengger ayam dengan warna gelap.
Awan cumulonimbus adalah massa udara yang tidak stabil hangat dengan pembentukannya di sepanjang garis depan berbaring di dekat lautan. Udara hangat biasanya naik di atas udara dingin dimana udara panas mengurangi dan bentuk menjadi uap air sehingga mengambil bentuk tetesan air. Karena kondensasi udara sekitar dipanaskan yang melepaskan panas, sehingga meningkatkan tingkat massa udara. Ini adalah gravitasi yang membawa serta tetesan air yang turun sebagai hujan lebat atau hujan ringan. Cumulonimbus awan biasanya disertai dengan guntur berat dan petir. Awan ini memiliki arus konveksi kejam dan membawa angin tak terduga yang terlalu dalam bidang vertikal. Pembentukan awan cumulonimbus bisa berbahaya bagi selebaran pesawat.

Materi dasar Rescue

SEARCH AND RESCUE

Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi
bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana . Istilah
SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga
menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia.
Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di
laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR
seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak
membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan
terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain,
sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan,
kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran,
gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang
dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,
yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan
lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas,
membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak
diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan
seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1. tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan, melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap
suatu kecelakaan, termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang
diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah
dilaksanakan.
Pencarain pada perasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR. Hanya sebagain teknik
yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan
garis rute
Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurangjurang
atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang
tepat
• Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan
C
D
A B
Pola Square
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang
pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat
yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu
tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir reguregu
pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam
area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian
potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak
atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini
dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca
jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut
jika diperlukan.

Jumat, 14 September 2012

PANDU

Organisasi Kepanduan Sedunia

World Organization of the Scout Movement
World 
Organization of the Scout Movement
WOSM Emblem
Headquarters Jenewa, Swiss
Negara worldwide
Didirikan 1920
Pendiri Robert Baden-Powell
Anggota 31 million
Secretary General tba
World Scout Committee Chairman Simon Hang-Bock Rhee
Situs web
http://www.scout.org
Organisasi Kepanduan Sedunia atau World Organization of the Scout Movement / WOSM adalah organisasi dunia non-pemerintahan yang menaungi gerakan kepanduan diseluruh dunia. WOSM didirikan pada tahun 1920, dan memiliki kantor pusat di Jenewa, Swiss. Keberadaan WOSM juga tidak bisa dipisahkan dari mitranya Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia atau World Association of Girl Guides and Girl Scouts (WAGGGS).
Misi WOSM adalah untuk memberikan kontribusi untuk mendidik orang muda, melalui sistem nilai berdasarkan Janji Pramuka dan Hukum Pramuka, untuk membantu membangun dunia yang lebih baik di mana orang terpenuhi diri sebagai individu dan memainkan peran konstruktif dalam masyarakat. sebagai organisasi dunia, WOSM diatur berdasarkan region, konferensi, committee dan biro.

Konferensi Kepanduan Sedunia

Logo WOSM
Konferensi Kepanduan Sedunia atau yang biasa dikenal dengan The World Scout Conference (WSC) adalah pertemuan rutin seluruh organisasi dan asosiasi gerakan kepanduan sedunia yang diadakan setiap tiga tahun dan berfungsi untuk koordinasi seluruh perwakilan kepanduan dunia mencakup ketaatan terhadap tujuan dan prinsip-prinsip Organisasi Kepanduan dunia, dan kemerdekaan dari keterlibatan politik setiap organisasi/asosiasi anggotanya.
Tanggal Konferensi ke- Lokasi Negara Negara Peserta
1920 Konferensi Kepanduan Dunia ke-1 London  Inggris Raya 33
1922 Konferensi Kepanduan Dunia ke-2 Paris  Perancis 32
1924 Konferensi Kepanduan Dunia ke-3 Copenhagen  Denmark 34
1926 Konferensi Kepanduan Dunia ke-4 Kandersteg  Swiss 29
1929 Konferensi Kepanduan Dunia ke-5 Birkenhead  Inggris Raya 33
1931 Konferensi Kepanduan Dunia ke-6 Baden bei Wien  Austria 44
1933 Konferensi Kepanduan Dunia ke-7 Gödöllő  Hungaria 31
1935 Konferensi Kepanduan Dunia ke-8 Stockholm  Swedia 28
1937 Konferensi Kepanduan Dunia ke-9 Den Haag  Belanda 34
1939 Konferensi Kepanduan Dunia ke-10 Edinburgh  Inggris 27
1947 Konferensi Kepanduan Dunia ke-11 Château de Rosny-sur-Seine  Perancis 27
1949 Konferensi Kepanduan Dunia ke-12 Elvesaeter  Norwegia 25
1951 Konferensi Kepanduan Dunia ke-13 Salzburg  Austria 34
1953 Konferensi Kepanduan Dunia ke-14 Vaduz  Liechtenstein 35
1955 Konferensi Kepanduan Dunia ke-15 Niagara Falls, Ontario  Kanada 44
1957 Konferensi Kepanduan Dunia ke-16 Cambridge  Inggris Raya 52
1959 Konferensi Kepanduan Dunia ke-17 New Delhi  India 35
1961 Konferensi Kepanduan Dunia ke-18 Lisbon  Portugal 50
1963 Konferensi Kepanduan Dunia ke-19 Rhodes  Yunani 52
1965 Konferensi Kepanduan Dunia ke-20 Mexico City  Mexico 59
1967 Konferensi Kepanduan Dunia ke-21 Seattle  Amerika Serikat 70
1969 Konferensi Kepanduan Dunia ke-22 Otaniemi  Finlandia 64
1971 Konferensi Kepanduan Dunia ke-23 Tokyo  Jepang 71
1973 Konferensi Kepanduan Dunia ke-24 Nairobi  Kenya 77
1975 Konferensi Kepanduan Dunia ke-25 Lundtoft  Denmark 87
1977 Konferensi Kepanduan Dunia ke-26 Montreal  Kanada 81
1979 Konferensi Kepanduan Dunia ke-27 Birmingham  Inggris Raya 81
1981 Konferensi Kepanduan Dunia ke-28 Dakar  Senegal 74
1983 Konferensi Kepanduan Dunia ke-29 Dearborn  Amerika Serikat 90
1985 Konferensi Kepanduan Dunia ke-30 München  Jerman Barat 93
1988 Konferensi Kepanduan Dunia ke-31 Melbourne  Australia 77
1990 Konferensi Kepanduan Dunia ke-32 Paris  Perancis
1993 Konferensi Kepanduan Dunia ke-33 Sattahip  Thailand
1996 Konferensi Kepanduan Dunia ke-34 Oslo  Norwegia 108
1999 Konferensi Kepanduan Dunia ke-35 Durban  Afrika Selatan 116
2002 Konferensi Kepanduan Dunia ke-36 Thessaloniki  Yunani 126
2005 Konferensi Kepanduan Dunia ke-37 Hammamet  Tunisia 122
2008 Konferensi Kepanduan Dunia ke-38 Jeju-do  Korea Selatan 150
2011 Konferensi Kepanduan Dunia ke-39 Curitiba  Brazil
2014 Konferensi Kepanduan Dunia ke-40 Ljubljana  Slovenia